Sejarah simbol (+),(-),(x),(:)

Simbol perjumlahan (+) dan pengurangan (-)
Dalam setiap kalkulator pasti terdapat simbol-simbol + (plus), - (minus), : (titik dua), x (kali) dan = (sama dengan). Tidak perduli kalkulator di sebuah Kecamatan kecil atau di Tokyo (Jepang adalah pusat penghasil kalkulator) atau di New York, semua kalkulator mempunyai keempat tanda di atas.

Kategori

Simbol matematika dipilah menjadi 3 jenis:

- Simbol-simbol untuk bilangan-bilangan, kuantitas-kuantitas, peubah-peubah (variabel) atau obyek-obyek. Masuk kategori ini adalah simbol pada fungsi-fungsi trigonometri, pangkat, akar, logaritma atau simbol untuk menandai peubah.

- Simbol-simbol operasi yang menggambarkan operasi terhadap bilangan. Masuk kategori ini adalah: penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian, dan simbol-simbol dalam himpunan, faktorial, integral dan diferensial.

- Simbol-simbol hubungan yang menggambarkan sesuatu ditetapkan. Simbol sama dengan +) dan ketidaksamaan (<>), nisbah (ratio).

Sejarah

Simbol + sudah dipakai oleh bangsa Yunani, sedangkan simbol – (minus) pertama kali dipakai oleh Luca Pacioli di Italia pada awal abad 15 dan abad 16. Sebelumnya, Diophantus dari Alexandria menggunakan simbol  untuk operasi pengurangan sebelum disingkat dengan M atau m singkatan dari minus atau meno yang artinya menghilangan satu atau lebih huruf. 

Kata plus tidak pernah digunakan sebelum abad 15, disinyalir kalah dulu oleh minus, dimana pertama kali muncul pada karya Fibonacci (1202). Tidak perlu diragukan kata et dalam bahasa Latin sudah muncul pada banyak manuskrip. Simbol + dan – muncul bersama-sama pada tahun 1456 yang terdpat pada manuskrip yang tidak diterbitkan karya Regiomontanus [1436 – 1476]. Di Inggris, Robert Recorde [1510 - 1558], pengarang buku matematika, menulis simbol + dan – dalam buku Ground of Artes. Namun semua itu baru mendapat pengakuan umum dan berlaku umum terhitung tahun 1630.


Simbol perkalian (x) dan pembagian (:)

Sejarah

Simbol untuk perkalian (x) dan pembagian (:) berkembang kemudian, setelah simbol + dan -. Simbol x untuk perkalian diperkenalkan oleh matematikawan Inggris, William Oughtred pada tahun 1631 yang termaktub dalam buku karyanya, Clavis mathematicae (“kunci menuju metematika”). Simbol itu dipakai untuk menandai “perkalian silang.” 

Ternyata tidak mudah artitamtikawan menerima simbol itu karena simbol itu tidak muncul dalam buku-buku teks umum aritmatika sampai pertengahan abad 19. Para aljabaris juga menolah menggunakan simbol itu karena mirip dengan [peubah] x yang digunakan. Mereka lebih suka menggunakan simbol . (titik/dot) untuk menandai operasi perkalian yang diperkenalkan oleh matematikawan sekaligus astronomer Inggris, Thomas Harriot dalam terrangkum dalam karyanya, Artis analyticae proxis, yang terbit pada kisaran tahun 1631 pula.

Adriaan Vlacq, pembuat tabel logaritma kerkewarganegaraan Belanda, juga mendukung penggunaan simbol titik lewat buku, Aritmetica logarithmica yang terbit pada tahun 1628, meskipun tidak menyebutkan simbol itu sebagai simbol operasi. Titik sebagai simbol perkalian mulai dipakai dalam perkalian aljabar yang dirintis oleh Leibniz (1686). Evolusi, akhirnya, mau menggunakan x sebagai simbol perkalian.

Penulisan pembagian untuk dua bilangan adalah menempatkan pembilang di atas penyebut seperti di bawah ini.

  9
  5

Tanpa menuliskan simbol pembagian ditengahnya sudah ada dalam buku Bamberger Richenbuch (1483). Garis pembatas untuk menyatakan pembagian kemudian dipakai sehingga penulisan menjadi:
  9
  5  

Simbol : muncul dalam edisi cetak, untuk pertama kali dalam buku Tentsche Algebra (1659) karya Johann Heinrich Rahn yang kemudian menyeberang ke Inggris karena buku itu diterjemahkan pada tahun 1668. Simbol : lama dipakai di benua Eropa dan Skandinavia sebagai simbol pembagian sebelum diterima secara universal.

Previous
Next Post »